Manfaatkan waktu tanpa terlibat dengan media sosial
Konsep JOMO memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Itu karena menurut Albers, penyebab orang menjadi FOMO (Fear of Missing Out) karena media sosial.
Pasalnya lewat media sosial, orang-orang dapat menelusuri feed teman dan melihat apa yang mereka lakukan. Hingga akhirnya terciptalah emosi yang muncul seperti kesedihan, kebencian, dan kecemburuan.
Berangkat dari situ, Albers berpendapat bahwa penawar FOMO adalah menjauh dari media sosial. Oleh karena itu, jika ingin mengubah konsep hidup dari FOMO menjadi JOMO, maka kamu perlu memanfaatkan lebih banyak waktu tanpa terlibat dengan media sosial.
Akan tetapi, bagi kamu yang sudah sering berselancar di media sosial, mungkin rasanya agak sulit untuk berhenti total dari media sosial. Jika kamu merasa berat, maka jangan khawatir dulu.
Alih-alih berhenti total dari media sosial, kamu bisa memilih untuk membatasi penggunaan waktu yang dihabiskan untuk media sosial seperti Instagram atau TikTok. Nantinya, sisa waktu yang ada bisa kamu manfaatkan untuk fokus melakukan kegiatan lainnya.
Misalnya, kamu biasanya menghabiskan waktu sekitar empat jam di media sosial. Untuk membatasinya, kamu bisa mengurangi waktu berselancar di media sosial menjadi tiga setengah jam, lalu kurangi lagi menjadi setengah jam, hingga mencapai target yang diinginkan.
Apa itu arti FOMO, JOMO, JOBO, dan YOLO? Cari tahu artinya FOMO dulu
Sebelum mengenal semua arti FOMO, JOMO, JOBO, dan YOLO, pertama ketahui dulu arti FOMO, yuk! FOMO merupakan singkatan dari Fear of Missing Out, sementara dalam bahasa Indonesia berarti takut tertinggal.
Orang-orang yang mengalami FOMO rasanya nggak ingin ketinggalan informasi atau melewatkan hal penting yang menyenangkan. Artinya bisa juga kecemasan mengetahui orang lain memiliki momen mengasyikkan, tapi kamu nggak ikut serta di dalamnya.
Pertama kali diperkenalkan tahun 2004, arti FOMO semakin sering digunakan sampai masuk ke kamus Oxford pada 2013, lho. Kalau kamu sedang lihat update instastory teman latar tempat yang bagus langsung penasaran “Aesthetic banget spot fotonya, di mana, ya?”
Jangan-jangan saat itu kamu sedang mengalami FOMO? Cara menghindari FOMO yaitu dengan melakukan detox media sosial atau batasi waktu bermain medsos, fokus pada diri sendiri, serta selalu bersyukur.
Kalau FOMO adalah rasa cemas ketinggalan ini-itu, artinya JOMO kebalikannya, nih. JOMO merupakan singkatan dari Joy of Missing Out. Istilah bahasa gaul ini memiliki arti kamu tetap senang meski tertinggal dan menikmati apa yang sedang dilakukan saat ini.
Kamu nggak perlu membandingkan kehidupanmu dengan orang lain maupun memikirkan apa kesenangan yang sedang orang lain lakukan. Eits, tapi jangan salah kaprah memahami penggunaan bahasa gaul satu ini.
Orang-orang yang JOMO bukan berarti tak acuh dengan sekitarnya. Kamu merasa puas dan cukup dengan kehidupanmu, sehingga lebih fokus pada hal-hal yang kamu senangi saja. Ya, tetap merasa nyaman meski melewatkan banyak hal yang sebenarnya kamu tak ingin melewatkannya.
Baca juga: 1432 Meaning dan Arti Bahasa Gaul Angka Lainnya di Media Sosial
Yuk, mengenal arti Fomo, Jomo, Fobo, dan Yolo!
Sudah sering mendengar istilah FOMO, JOMO, FOBO, ataupun YOLO? Keempat kata itu merupakan singkatan dari istilah bahasa Inggris yang sering digunakan sebagai bahasa gaul. Paling banyak nih, digunakan oleh generasi milenial dan gen Z.
Lantas, apa sebenarnya arti FOMO, JOMO, FOBO, dan YOLO? Ternyata istilah-istilah itu bukan hanya sebatas bahasa gaul, namun juga berkaitan dengan keadaan psikologis seseorang.
Menentukan batasan secara selektif
Untuk mengubah FOMO menjadi JOMO, maka kamu juga perlu menetapkan batasan di semua aspek kehidupan. Dengan kata lain, cobalah untuk lebih selektif dalam mengatur waktu.
Di sini, kamu bisa mempertimbangkan lagi untuk ikut berpartisipasi dalam acara atau kegiatan, yang benar-benar membuat kamu merasa gembira.
Jika kamu tahu ada kegiatan atau acara yang membuat kamu merasa tidak nyaman, lebih baik dipikirkan dulu secara matang apakah itu benar-benar membuatmu senang atau justru malah untuk menyenangkan orang lain.
JOMO: Definisi, Asal-Usul, Manfaat, dan Cara Menerapkannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Dikutip dari Cleveland Clinic, JOMOadalah singkatan dari Joy of Missing Out yang berarti konsep untuk menemukan kegembiraan atau kepuasan dengan tidak ikut, serta atau memilih untuk melewatkan suatu aktivitas, dan lebih memprioritaskan diri sendiri.
Menurut psikolog Susan Albers, PsyD, konsep JOMO dapat membantu seseorang untuk lebih sadar dengan keinginan yang memang ingin mereka ikuti, dan bukan memilih aktivitas atau kegiatan yang membuat mereka merasa tertekan untuk ikut serta.
Contohnya, saat ada undangan pesta ulang tahun. Mungkin kamu merasa wajib untuk menghadirinya. Dengan menerapkan JOMO, kamu dapat memutuskan untuk melewatkan pesta tanpa harus merasa bersalah dan takut ketinggalan dengan acara tersebut.
"JOMO memungkinkan kamu untuk menjadi diri sendiri dan jujur, tentang apa yang benar-benar ingin kamu lakukan dan apa yang kamu hargai," kata Albers.
Bagaimana Mengubah Gaya Hidup FOMO menjadi JOMO?
Kalau kamu merasa FOMO telah memberikan dampak negatif dan ingin menerapkan konsep hidup JOMO, maka bisa ikuti tips dari Albers untuk mengubah gaya hidup dari FOMO menjadi JOMO. Adapun beberapa tipsnya, antara lain:
Memberanikan diri untuk mengatakan tidak pada sesuatu yang tidak kita sukai
Tidak ada salahnya kok untuk mengatakan tidak pada sesuatu yang memang tidak kita sukai atau kita tidak merasa nyaman. Selain itu, kamu juga tak perlu menyampaikan permohonan maaf karena berani mengatakan tidak pada sesuatu yang tidak kamu sukai.
Perlu kamu tahu, rasa bersalah karena mengatakan tidak memang lumrah terjadi saat kamu memutuskan untuk memprioritaskan diri sendiri. Akan tetapi, berani mengatakan tidak juga dapat membuat diri tidak terbebani dengan sesuatu yang memang tak disanggupi.
Menerapkan konsep hidup FOMO maupun JOMO sebenarnya tidak ada salahnya. Perlu kamu ketahui, ada waktu dan tempatnya tersendiri dalam hidup kamu untuk menerapkan konsep hidup FOMO dan JOMO.
Jika kamu ingin menerapkan konsep hidup JOMO, kamu perlu bertanya dulu kepada diri sendiri mengenai hal yang benar-benar kamu nikmati dan dapatkan kesenangannya sebelum memutuskan atau berkata 'iya' pada suatu kegiatan, acara, aktivitas, atau tren.
Selain itu, Albers juga menyarankan kamu untuk tanyakan pula kepada dirimu sendiri apakah kamu melakukan kegiatan itu hanya karena takut ketinggalan? Atau memang ada sesuatu yang benar-benar kamu ingin lakukan?
"Terkadang, yang kamu perlu lakukan hanyalah berhenti sejenak dan mengevaluasi apa yang benar-benar membuat kamu senang sebelum melakukannya," pungkas Albers.
Nah, itu dia definisi, asal-usul, manfaat, dan cara menerapkan konsep hidup JOMO sehari-hari. Jadi, apakah kamu benar-benar tertarik untuk mengadopsi konsep JOMO dalam kehidupanmu pribadi?
KOMPAS.TV-Istilah Fear of Missing Out dan Joy of Missing Out atau dikenal dengan (FOMO-JOMO) digunakan untuk menggambarkan kaitan seseorang dengan internet.
Keduanya seperti dua sisi koin, menyadur Kompas.tv Fear of Missing Out (FOMO) dikenal sebagai keinginan untuk terus terhubung dengan internet supaya tidak ketinggalan tren.
Sebaliknya, Joy of Missing Out (JOMO) merupakan cara terbaik untuk mengatasi Fear of Missing Out (FOMO) yakni meninggalkan internet dan masa bodoh dengan tren.
Karena belum akrab di masyarakat, banyak orang yang keliru dalam memaknai pengertian FOMO-JOMO.
"Kalau kita hanya sekadar ingin tetap keep up, dan sebenernya tidak takut melewatkannya juga, itu bukan FOMO. FOMO itu pola perilaku dan rasa takutnya seperti orang yang obsesif kompulsif", papar Adi Dinardinata, S.Psi, M.Psi. Psikolog & Dosen Fakultas Psikologi Universtas Diponegoro (UNDIP)
Adi menjelaskan, Fear of Missing Out( FOMO) adalah takut melewatkan sesuatu, bukan ingin selalu terhubung.
Sementara Joy of Missing Out (JOMO), bukan tentang melepaskan diri dari dunia maya dan meninggalkannya sama sekali.
Bagi Adi, Joy of Missing Out (JOMO) adalah sikap yang tetap merasa nyaman meskipun melewatkan banyak hal yang sebenarnya tidak ingin dilewatkan.
Jadi, jalan tengahnya adalah dengan menghadapi rasa takutnya, bukan melepasakan diri dari dunia.
Fear of Missing Out( FOMO) juga tidak melulu berkaitan dengan internet.
Beberapa fenomena Fear of Missing Out( FOMO), sebelum adanya internet adalah, takut ketinggalan berita takut melewatkan kesempatan yang diinginkan, bahkan takut melewatkan diskon.
Baca Juga: Dari Oppa hingga Kimci, Begini Syarat Kata Baru Bisa Terdaftar di KBBI
Editor Video & Grafis: Arief Rahman
Ini Arti FOMO, JOMO, FOBO, dan YOLO di Bahasa Pergaulan!
Kawula Muda, sudah tahu arti FOMO, JOMO, FOBO, dan YOLO?
Fomo dalam bahasa gaul. (Foto: Freepik)
MENGENAL arti kata Fomo dalam bahasa gaul. Sebuah istilah gaul baru yang sering digunakan oleh netizen di berbagai platform media sosial (medsos) seperti Instagram, TikTok, X atau Twitter, dan juga dalam kehidupan sehari-hari.
Fomo seringkali digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang sedang trending atau populer di masyarakat. Fomo juga digunakan untuk menggambarkan para selebgram, seleb internet dan juga sosialita yang selalu mengikuti perkembangan tren kekinian.
Lantas, apa sesungguhnya arti kata Fomo dalam bahasa gaul itu? Simak penjelasannya yang dikutip dari berbagai sumber, Jumat (6/10/2023).
Mengutip dari kamus Merriam Webster, Fomo merupakan kependekan dari fear of missing out. Fomo juga termasuk kata informal yang memiliki arti ketakutan atau kekhawatiran tidak dilibatkan dalam sesuatu seperti aktivitas menarik atau menyenangkan yang dialami orang lain.
Sementara mengutip Cambridge Dictionary, Fomo atau fear of missing out merupakan perasaan khawatir akan melewatkan acara menarik yang akan dihadiri orang lain, terutama yang disebabkan oleh hal-hal yang dilihat di media sosial.
Sederhananya, arti kata Fomo dalam bahasa gaul adalah takut ketinggalan zaman atau kekhawatiran tidak mengikuti tren yang sedang ramai di medsos maupun masyarakat.
Menilik sejarahnya, Fomo ini mulai digunakan pada 2004. Pada tahun itu, kata seperti life hack, podcast, social media, dan belasan kata lainnya juga baru digunakan di tahun tersebut.
Sementara lawan kata dari Fomo ini adalah Jomo. Jomo merupakan singkatan dari joy of missing out. Arti dari kata Jomo adalah suatu kegembiraan yang dialami ketika tidak menghadiri acara yang menarik atau sedang tren.
Demikianlah informasi dan penjelasan mengenai arti kata Fomo dalam bahasa gaul, semoga artikel ini dapat mencerahkan para pembaca semua mengenai istilah-istilah gaul baru yang beredar di medsos.
JAKARTA, KOMPAS.TV - Istilah FOMO, JOMO, FOBO, dan YOLO seringkali digunakan oleh generasi milenial dan gen Z di sosial media.
FOMO, JOMO, FOBO dan YOLO adalah sebuah singkatan dari istilah bahasa Inggris yang disebut sebagai bahasa gaul.
Istilah-istilah ini bukan hanya sebatas bahasa gaul semata namun juga keadaan psikologis yang bisa menjerumuskan ke emosi negatif.
Orang yang mengalami FOMO, JOMO, FOBO dan YOLO bisa saja terjerumus ke dalam gaya hidup yang tidak baik.
Berikut Kompas.TV rangkum arti FOMO, JOMO FOBO dan YOLO, dilansir dari berbagai sumber, Senin (22/8/2022).
Baca Juga: Jangan Sampai Keliru, Mari Mengenal Istilah FOMO-JOMO
FOMO adalah singkatan dari Fear of Missing Out yang artinya takut tertinggal.
Yang dimaksud takut tertinggal dalam istilah ini adalah persepsi bahwa orang lain bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik daripada orang tersebut.
Sosial media membuat pengalaman FOMO semakin buruk. Sebagian besar remaja dan dewasa muda mungkin sangat rentan terhadap efek ini.
Pasalnya, sosial media membuat orang lain lebih memposting dan menyebarkan kegiatan sehari-harinya sehingga menyebabkan perbandingan dan ketakutan yang kuat akan ketertinggalan.
FOMO pertama kali diperkenalkan pada tahun 2004 dan kemudian digunakan secara luas sejak 2010.
Istilah unik ini akhirnya masuk ke kamus Oxford pada tahun 2013.
Cara mengatasi emosi negatif dari FOMO adalah dengan fokus terhadap perkembangan dan kelebihan diri, berteman dengan orang positif, hingga berdamai dengan keadaan.
Baca Juga: Apa Itu Istilah FOMO-JOMO?
JOMO atau Joy of Missing Out adalah kebalikan dari FOMO. Istilah ini memiliki arti tetap senang meski tertinggal.
Namun, Psikolog Adi Dinardinata memperingatkan agar tidak salah kaprah memahami JOMO.
Orang yang yang "JOMO" bukan berarti sama sekali meninggalkan sosial media dan tak acuh dengan sekitar.
Adi mengatakan JOMO lebih pada sikap tetap merasa nyaman meskipun melewatkan banyak hal-hal yang sebenarnya tidak ingin dilewatkan.
"JOMO ini kalau tidak diedukasi dengan baik akan menyesatkan masyarakat untuk pindah dari yang ekstrem satu ke masalah yang ekstrem lain," ujar Adi, dilansir dari Kompas.com.
Orang yang mengklaim melakukan JOMO, kata Adi dengan tidak melakukan apapun dan tidak produktif juga bukan sikap yang tepat.
"Walaupun menikmati itu nggak bagus juga karena tidak produktif. Kita tidak mengejar apa yang kita inginkan, itu masalah juga, walaupun dia happy," terangnya.
Baca Juga: Yuks Kenalan Sama Bahasa Gaul Mimin Twitter BMKG
Istilah FOMO kemudian menginspirasi istilah unik lain seperti FOBO yakni Fear of Better Option yang artinya takut akan opsi lebih baik.
FOBO adalah situasi seseorang terjebak dalam pilihan-pilihan yang harus diambil ketika dihadapkan dengan suatu keputusan.
Orang tersebut secara obsesif akan memikirkan semua pilihan yang ada karena takut kehilangan opsi “terbaik” dan menyesal dikemudian hari.
Melansir laman ugm.ac.id, ini tanda-tanda seseorang sedang mengalami FOBO.
Cara mengatasi FOBO adalah dengan menyadari gejalanya, membuat struktur prioritas dalam hidup Anda dan percaya akan keputusan yang telah diambil.
Baca Juga: Selasa Bahasa: Ketahui Penggunaan Kata Gaul "Kuy"
Anda pasti pernah mendengar mengenai YOLO atau You Only Live Once artinya kamu hanya hidup sekali.
Bagi sebagian orang, YOLO dijadikan sebuah mantra untuk tidak membuang-buang waktu dan lakukan apa yang diinginkan karena hidup hanya sekali.
Sikap YOLO bisa berdampak positif karena banyak orang akan lebih menikmati hidup daripada membuang waktu memikirkan pendapat orang lain atau keadaan yang mengikatnya.
Namun, tidak selamanya YOLO bersifat positif, sikap ini juga berdampak negatif bagi orang yang tidak bisa mengontrolnya.
Rupanya, YOLO juga menyebabkan perilaku yang lebih sembrono dan kurang sehat.
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama ini, kamu mungkin sudah sering kali mendengar istilah FOMO. Akronim tersebut sering kali menggambarkan rasa kecemasan karena takut ketinggalan dari seseorang saat mereka yakin sesuatu yang menarik sedang terjadi.
Namun, tahukah kamu bahwa ada akronim lain yang disebut JOMO? JOMO merupakan kebalikan dari akronim FOMO (Fear of Missing Out) yang dipopulerkan pada 2004. Konsep ini bahkan sudah diterapkan beberapa orang dan dianggap akan menggeser tren FOMO.
Meski sudah ada yang tahu, ternyata masih ada banyak orang yang belum familiar dan paham lebih dalam mengenai JOMO. Lantas, apa itu JOMO dan asal-usulnya?
Dalam artikel kali ini, Popmama.com akan mengajak kamu untuk mengupas tuntas tentang definisi, asal-usul, manfaat, dan cara menerapkan konsep hidup JOMO sehari-hari.
Dari Mana Istilah JOMO Berasal?
Perlu kamu ketahui, istilah JOMO ternyata bukanlah sebuah akronim yang baru. Istilah ini dicetuskan oleh seorang blogger dan CEO Glitch, Anil Dash. Kala itu, Dash menuliskan JOMO dalam unggahan blog pada tahun 2012 silam.
Istilah itu ditemukannya setelah menjadi seorang papa dan sadar bahwa dia telah kehilangan banyak hal dalam kurun waktu satu bulan setelah kelahiran putranya.
Mengenal Arti Bahasa Gaul FOMO, JOMO, FOBO, Yolo, dan Cara Penggunaannya
Nah, supaya nggak salah menggunakan istilah dari bahasa gaul itu, simak perbedaan arti FOMO, JOMO, FOBO, dan YOLO di bawah! Selain itu, ketahui juga cara penggunaannya yang tepat.
Baca juga: Artinya Instahusband: Kisah di Balik Foto Instagram Estetik Pasangan